Kamis, 08 Maret 2012

FASAL 2

(Tentang turunnya manusia ke dunia)


Setelah Allah SWT menciptakan ruh Qudsi di Alam Lahut dengan bentuk yang sempurna, maka Allah SWT berencana menurunkan mereka ke dunia untuk menguji apakah mereka akan melupakanNya atau malah bertambah dekat denganNya di tempat yang benar menurut Yang Maha Kuasa, itulah yang disebut dengan kedudukan para Nabi dan Auliya.
Kemudian Allah SWT menurunkan mereka (arwah) ke alam Jabarut dengan nur Tauhid didalam alam tersebut yang kemudian dibuat seperti pakaian (pakaian antara qubul dan dubur) dan dipakaikan pada mereka (arwah), begitulah seterusnya sampai di alam Mulki, Allah SWT menciptakan pakaian buat mereka yaitu pakaian‘Unsuriyah (4 unsur) yaitu dari tanah, air, udara dan api, supaya para arwah tersebut tidak terbakar didalam alam tersebut. Itulah yang disebut dengan jasad.

Adapun beberapa nama-nama pakaian mereka adalah sebagai berikut :
-    Ruh Sulthoni adalah pakaian yang diberikan di alam Jabarut yaitu pakian di antara qubul dan dubur, berasal dari nur Jabarut.
-    Ruh Ruhani Nuroni adalah pakaian yang diberikan di alam Malakut yang berasal dari nur Malakut.
-    Ruh Jismani yaitu pakaian yang diberikan di alam Mulki yang berasal dari 4 unsur (api, air, tanah dan udara).

Adapun sesudah diketahui tujuannya bahwa turunnya ruh ke dunia ini untuk di beri ujian dalam berusaha untuk dekat kembali dan berusaha mencapai derajat kemuliaan dengan pelantaraan hati dan qolab (tanazul & taroqi), kemudian Allah SWT menanamkan bibit Tauhid di dalam hati mereka yang di umpamakan sebagai bumi agar kelak dapat tumbuh menjadi pohon Tauhid yang akarnya ada di dalam sir hati dan dapat menghasilkan buah Tauhid dengan ridho dari Allah SWT. Ditanamkan juga bibit Syari’at di dalam hati mereka agar tumbuh pohon syari’at di dalam hatinya dan dapat menghasilkan buah derajat (kedudukan yang mulia).

Allah SWT memerintahkan para ruh untuk masuk ke dalam jasad dan kemudian membagi-bagi tempat di dalamnya untuk tiap-tiap ruh tersebut sebagai berikut :
-    Tempatnya Ruh Jismani di dalam jasad ialah di dalam darah dan daging.
-    Dan, tempatnya Ruh Qudsi adalah di dalam sir.

Masing-masing ruh tersebut di dalam jasad mempunyai tempat/daerah, tugas, urusan, membutuhkan dan menfaat yang berbeda. Ibarat sebuah dagangan, mereka menawarkan dan membeli barang yang berbeda dan keuntungan yang berbeda pula yang tidak akan pernah merugi, baik secara tidak langsung (sir) maupun secara langsung (jelas).
"Daripada apa yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terang,(mereka) mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi". (Surah Fatir, ayat 29).

Maka sangat penting bagi setiap manusia untuk dapat mengetahui dan memahami semua tentang dirinya (ruh) dan memahami akan tujuan sebenarnya yang sudah dibebankan kepada mereka.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Maka Apakah Dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur”. QS. AL-‘Adiyat : 9.

Dan sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Dan tiap-tiap manusia Kami gantungkan (catatan) amalannya pada tengkuknya...”. QS. Bani Isra’il : 13.

Hadist ke-4 (Qodo dan Qodar)

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا                              

[رواه البخاري ومسلم]



Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.

(Riwayat Bukhori dan Muslim).



Hadist ke-3 (Iman, Islam dan Ihsan)

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ
 الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .  

[رواه مسلم]



Arti hadits / ترجمة الحديث :



Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.

(Riwayat Muslim)

Kamis, 01 Maret 2012

Info Beasiswa

Thank buat A.Al-farisi atas infonya...

Beasiswa untuk warga NU, PBNU menerima permohonan beasiswa for:
1. Australia & Aljazair : Semua jurusan
2. Taiwan : Jurusan pertanian S1 s/d S3
3. Harvard seminari : Jurus Islamic Studies S2 & S3
4. Muslim exchange to Australia

Permohonan dikirim kepada Bapak Ajat Sudrajat, kantor PBNU, Jl. Kramat Raya no 164 Jakarta Pusat 10430, telp 021-31909735, CP Bapak Ajat nomor HP. 085312346312, email: sudrajat_lc@yahoo.co.id, akhir permohonan 7 Maret 2012.
------------>>> umumkan ini kepada yang lain, trimakasih

FASAL 1


(Tentang kembalinya manusia ke tanah asalnya)


Manusia terdiri dari 2 bagian yaitu Jasad dan Ruh. Jasad adalah bagian manusia pada umumnya (dzohiriyah) sedangkan Ruh adalah bagian manusia yang khusus (bathin).
Adapun kembalinya Jasad (manusia pada umumnya) ke tanah asalnya yaitu menuju Alam Derajat dengan mengamalkan Ilmu Syari’at, Ilmu Thoriqot dan Ilmu Ma’rifat.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
“Hikmah dari kumpulnya (Syari’at, Thoriqot dan Ma’rifat) yaitu mengetahui yang haq (Allah) ketika beramal dengan tanpa riya dan sum’ah ”.

Karena sesungguhnya Alam Derajat itu terbagi menjadi 3 bagian,
1.    Syurga yang berada di Alam Mulki, disebut Syurga Ma’wa.
2.    Syurga yang berada di alam Malakut, disebut Syurga Na’im.
3.    Syurga yang berada di alam Jabarut, disebut Syurga Firdaus.
Adapun yang disebutkan diatas adalah beberapa kenikmatan yang bersifat jasmaniyah. Jasmani tidak akan dapat sampai pada alamnya (tempatnya) kecuali dengan mengamalkan 3 ilmu yaitu Ilmu Syari’at, Ilmu Thoroqit dan Ilmu Ma’rifat.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
“Hikmah dari kumpunlnya (Syari’at, Thoriqot dan Ma’rifat) adalah mengetahui yang haq (Allah) dan mengamalkannya, mengetahui yang bathil dan menjauhinya”.

Dan sebagaimana Rasulullah SAW menyebutkan dalam sebuah doa :
“Ya Allah, tunjukkan pada-ku mana yang haq benar-benar haq dan berilah kekuatan kepada-ku untuk bisa mengikutinya (haq). Dan tunjukkanlah pada mana yang benar-benar bathil dan berilah kekuatan pada-ku untuk menjauhinya”.

Dan sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang mengenal dirinya sendiri dan menentang segala keinginannya, maka ia benar-benar telah mengenal Tuhan-nya dan mau mengikutinya”.
Adapun tempat kembali dan pulangnya Ruh (bagian manusia yang khusus) adalah menuju alam Qurbah, hal tersebut bisa tercapai sebab mengamalkan Ilmu Hakikat, yaitu yang disebut dengan Ilmu Tauhid di alam Qurbah Lahut, yaitu ketika perjalanan hidupnya di dunia ia selalu membiasakannya baik dalam keadaan tidur maupun sadar, karena ketika jasadnya tertidur maka akan dirasakan bahwasanya hatinya terlepas dan pergi menuju tanah asalnya. Adapun kejadian tersebut (terlepasnya hati) adakalanya dengan seluruh bagian-bagiannya, dan ada juga yang hanya bagian tertentu dari hati tersebut saja.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan ”. QS. Az-Zumar : 42.

Oleh karena hal tersebut, Nabi bersabda :
“Tidurnya orang alim (ber-ilmu) lebih baik dari pada ibadahnya seribu orang yang bodoh ”.
Maksudnya adalah sesudah hidup hati dengan Cahaya Tauhid, mengucapkan dengan lisan sir (rahasia) tanpa huruf dan suara.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam hadist Qudsi :
“Manusia adalah rasa-Ku, dan Aku tersembunyi di dalam manusia”.

Allah Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya Ilmu Bathin adalah sebuah rahasia dari beberapa rahasia-Ku yang Aku ciptakan di dalam hati hamba-hambaKu. Dan tidak akan ada yang tahu kecuali Aku”.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Aku tergantung pada prasangka hamba hamba-Ku, dan Aku beserta hamba ketika ia mengingatku. Ketika ia mengingat-Ku, maka aku akan bersamanya. Dan ketika ia benar-benar mengingat-Ku dengan sepenuh hati, maka Aku-pun akan benar-benar bersamanya. Sesungguhnya hal tersebut adalah lebih baik”.
Yang dimaksud hamba-hamba diatas adalah manusia yang sedang bertafakur.


Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Bertafakur selama 1 jam lebih baik dibandingkan beribadah 1 tahun”.

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Bertafakur selama 1 jam lebih baik dibandingkan beribadah 70 tahun ”.

Dan sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Bertafakur selama 1 jam lebih baik dibandingakan ibadahnya 1000 tahun”.
Buah atau yang sebenarnya dari hadist-hadist diatas adalah boleh dikatakan sebagai berikut :
“Barang siapa yang bertafakur di dalam hal-hal furu’iyah, maka nilai tafakurnya dalam 1 jam lebih baik dibandingkan selama 1 tahun”.
“Barangsiapa yang bertafakur tentang sesuatu yang wajib baginya, maka nilai tafakurnya dalam 1 jam lebih baik dibandingkan ibadah selama 70 tahun”.
“Dan barangsiapa yang bertafakur untuk berma’rifat (mengenal) Allah, maka nilai tafakurnya ddalam 1 jam lebih baik dibandingkan ibadah selama 1000 tahun”.
Maksudnya adalah bertauhid, karena dengan Tauhid para ahli ma’rifat bisa mencapai kepada sesuatu yang dikenal dan dicintainya, yaitu Allah SWT. Dan buahnya adalah ruh-nya bisa terbang menuju Alam Qurbah.
Orang ahli ibadah terbang menuju syurga, sedangkan orang ahli ma’rifat terbang menuju alam Qurbah.

Para ahli syair melantunkan sebuah syair (ruba’i) yang berbunyi :
Hatinya orang-orang yang kasmaran dapat memandang.
Dapat melihat sesuatu yang orang lain tidak dapat melihatnya.
Mempunyai sayap tanpa daging dan darah yang dapat terbang.
Menuju kerajaan Tuhan alam semesta ini!

Adapun sayap untuk terbang ini berada di dalam bathinnya orang-orang ‘arif (ahli ma’rifat), yaitu hakikatnya manusia yang disebut juga dengan Kekasih, Muhrim dan Pengantinnya Allah SWT.

Syekh Abu Yazid Al-Busthomi pernah berkata :
“Ahlinya Allah yaitu adalah pengantin-pengantinNya”.



Dalam riwayat yang lain menyebutkan :
“Para Auliya (kekasih Allah) adalah pengantin-pengantin Allah. Maka tidak akan ada yang tahu pengantin kecuali oleh pasangan (muhrim)nya sendiri. Mereka tertutupi hijab kemanusiaan, sehingga tidak akan ada yang dapat melihatnya kecuali Allah SWT ”.

Allah Ta’ala berfirman dalam hadist Qudsyi :
“Kekasih-Ku ada didalam perlindungan-Ku. Tidak ada yang dapat mengetahui mereka kecuali Aku”.
Dan manusia tidak akan bisa melihat dzohir pengantinya kecuali hanya hiasannya saja.

Syekh Yahya Ibnu Mu’adz Ar-Rozi berkata :
“Para kekasih Allah adalah minyak wangi Allah di dalam dunia. Wanginya dapat dirasakan oleh hati orang-orang yang jujur sampai kedalam hatinya, maka merekapun merasa rindu dan ingin kembali kepadaNya”.
Maka menjadi sebab bertambahnya ibadah mereka melalui jalan atau tata cara yang berbeda-beda tergantung dari ukuran ke-fanaan mereka, karena semakin dekat dengan Allah SWT maka ukuran ke-fanaannya pun akan semakin bertambah.
“Kekasih-Ku adalah orang yang fana karena Aku di dalam tingkahnya”.
Selebihnya, ia selalu musyahadah (memandang) kepada yang haq, dan tidak ada dalam dirinya sebuah ikhtiyar (usaha) apapun karena ia benar-benar merasa lemah dan tidak sanggup apa-apa, tidak ada satupun yang menyertainya dan dapat menguatkannya kecuali Allah SWT, itulah orang yang akan diberi kedudukan yang mulia (karomah) dan disamarkan kemuliaannya tanpa diperlihatkan atau dipamerkan. Karena memperlihat/memamerkan rahasia yang bersifat ketuhanan hukumnya kufur.

Disebutkan didalam kitab Al-Mirshod :
“Orang-orang yang mempunyai karomah (kemuliaan) itu tertutupi (samar)”.
Karomah adalah kelebihannya seorang laki-laki, sedangkan wali mempunyai 1000 macam maqom (kedudukan), dan kedudukan yang paling awal adalah jalan Karomah. Maka barangsiapa berhasil melewatinya maka ia akan mendapatkan kedudukan-kedudukan yang lainnya, begitu juga sebaliknya, apabila ia gagal melewatinya maka ia tidak akan mendapatkan apa-apa.

Minggu, 26 Februari 2012

Kisah Ashabul Kahfi

Kisah ini begitu kesohor. Dengan kekuasaan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menidurkan sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua selama 309 tahun. Apa hikmah di balik ini semua?

Ashhabul Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya sembari tetap menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka, sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya. Mereka mengatakan:

رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُوْنِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا

“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak akan menyeru Rabb selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang jauh.” (Al-Kahfi: 14)
Yakni, apabila kami berdoa kepada selain Dia, berarti kami telah mengucapkan suatu شَطَطًا (perkataan yang jauh), yaitu perkataan palsu, dusta, dan dzalim.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkataan mereka selanjutnya:

هَؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُوْنِهِ آلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا

“Kaum kami ini telah mengambil sesembahan-sesembahan selain Dia. Mereka tidak mengajukan alasan yang terang (tentang keyakinan mereka?) Siapakah yng lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?” (Al-Kahfi: 15)
Ketika mereka sepakat terhadap persoalan ini, mereka sadar, tidak mungkin menampakkannya kepada kaumnya. Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memudahkan urusan mereka:

رَبَّنَاآتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

"Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami." (Al-Kahfi: 10)
Mereka pun menyelamatkan diri ke sebuah gua yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala mudahkan bagi mereka. Gua itu cukup luas dengan pintu menghadap ke utara sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka tertidur dengan perlindungan dan pegawasan dari Allah selama 309 tahun. Allah Subhanahu wa Ta’ala buatkan atas mereka pagar berupa rasa takut meskipun mereka sangat dekat dengan kota tempat mereka tinggal. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang menjaga mereka selama di dalam gua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ

“Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Al-Kahfi: 18)
Demikianlah agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah tertidur sekian ratus tahun lamanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala membangunkan mereka لِيَتَسَاءَلُوا (agar mereka saling bertanya), dan supaya mereka pada akhirnya mengetahui hakekat yang sebenarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِْينَةِ

"Berkatalah salah seorang dari mereka: ‘Sudah berapa lama kalian menetap (di sini)?’ Mereka menjawab: ‘Kita tinggal di sini sehari atau setengah hari.’ Yang lain berkata pula: ‘Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kalian pergi ke kota membawa uang perakmu ini’.” (Al-Kahfi: 19)
Di dalam kisah ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata. Di antaranya:
1. Walaupun menakjubkan, kisah para penghuni gua ini bukanlah ayat Allah yang paling ajaib. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai ayat-ayat yang menakjubkan yang di dalamnya terdapat pelajaran berharga bagi mereka yang mau memerhatikannya.
2. Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala melindunginya dan lembut kepadanya, serta menjadikannya sebagai sebab orang-orang yang sesat mendapat hidayah (petunjuk). Di sini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersikap lembut terhadap mereka dalam tidur yang panjang ini, untuk menyelamatkan iman dan tubuh mereka dari fitnah dan pembunuhan masyarakat mereka. Allah menjadikan tidur ini sebagai bagian dari ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah dan berlimpahnya kebaikan-Nya. Juga agar hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah itu adalah suatu kebenaran.
3. Anjuran untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat sekaligus mencarinya. Karena sesungguhnya Allah mengutus mereka adalah untuk hal itu. Dengan pembahasan yang mereka lakukan dan pengetahuan manusia tentang keadaan mereka, akan menghasilkan bukti dan ilmu atau keyakinan bahwa janji Allah adalah benar, dan bahwa hari kiamat yang pasti terjadi bukanlah suatu hal yang perlu disangsikan.
4. Adab kesopanan bagi mereka yang mengalami kesamaran atau ketidakjelasan akan suatu masalah ilmu adalah hendaklah mengembalikannya kepada yang mengetahuinya. Dan hendaknya dia berhenti dalam perkara yang dia ketahui.
5. Sahnya menunjuk wakil dalam jual beli, dan sah pula kerjasama dalam masalah ini. Karena adanya dalil dari ucapan mereka dalam ayat:

فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِيْنَة

“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” (Al-Kahfi: 19)
6. Boleh memakan makanan yang baik dan memilih makanan yang disenangi atau sesuai selera, selama tidak berbuat israf (boros atau berlebihan) yang terlarang, berdasarkan dalil:

فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ

"Hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu." (Al-Kahfi: 19)
7. Melalui kisah ini kita dianjurkan untuk berhati-hati dan mengasingkan diri atau menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan fitnah dalam agama. Dan hendaknya seseorang menyimpan rahasia sehingga dapat menjauhkannya dari suatu kejahatan.
8. Diterangkan dalam kisah ini betapa besar kecintaan para pemuda yang beriman itu terhadap ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai melarikan diri, meninggalkan negeri mereka demi menyelamatkan diri dari segenap fitnah yang akan menimpa agama mereka, untuk kembali pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
9. Disebutkan dalam kisah ini betapa luasnya akibat buruk dari kemudaratan dan kerusakan yang menumbuhkan kebencian dan upaya meninggalkannya. Dan sesungguhnya jalan ini adalah jalan yang ditempuh kaum mukminin.
10. Bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا

“Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: ‘Sungguh kami tentu akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atas mereka’.” (Al-Kahfi: 21)
Di dalam ayat ini terdapat dalil bahwa masyarakat di mana mereka hidup (setelah bangun dari tidur panjang) adalah orang-orang yang mengerti agama. Hal ini diketahui karena mereka sangat menghormati para pemuda itu sehingga sangat berkeinginan membangun rumah ibadah di atas gua mereka. Dan walaupun ini dilarang –terutama dalam syariat agama kita– tetapi tujuan diceritakannya hal ini adalah sebagai keterangan bahwa rasa takut yang begitu besar yang dirasakan oleh para pemuda tersebut akan fitnah yang mengancam keimanannya, serta masuknya mereka ke dalam gua telah Allah Subhanahu wa Ta’ala gantikan sesudah itu dengan keamanan dan penghormatan yang luar biasa dari manusia. Dan ini adalah ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap orang yang menempuh suatu kesulitan karena Allah, di mana Dia jadikan baginya akhir perjalanan yang sangat terpuji.
11. Pembahasan yang berbelit-belit dan tidak bermanfaat adalah suatu hal yang tidak pantas untuk ditekuni, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَلاَ تُمَارِ فِيْهِمْ إلاَّ مِرَاءً ظَاهِرًا

“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang keadaan mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.” (Al-Kahfi: 22)
12. Faedah lain dari kisah ini bahwasanya bertanya kepada yang tidak berilmu tentang suatu persoalan atau kepada orang yang tidak dapat dipercaya, adalah perbuatan yang dilarang. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan:

وَلاَ تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا

"Dan jangan pula bertanya mengenai mereka (para pemuda itu) kepada salah seorang di antara mereka itu." (Al-Kahfi: 22)
Wallahu a’lam.

(Diambil dari Taisirul Lathifil Mannan karya Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu)

Jumat, 24 Februari 2012

Bagaiman kita berzakat?

Niat Zakat Orang membayarkan zakat harus dengan niat. Niat itu dengan ikhlas lillahi ta'ala, artinya zakat itu dilaksanakan karena diperintahkan diwajibkan oleh Allah, berharap semoga zakatnya diterima oleh Allah yang dengan sendirinya ia akan mendapat pahala balasan dan penuh keyakinan. Kesemuanya itu berdasar atas Al Qur'an surat Al Bayyinah (98:5): 'Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus'. Adapun pelaksanaan niat itu ialah pada waktu melaksanakan zakat. Waktu Membayarkan zakat itu harus pada waktu telah a'da kepastian wajib zakat. Tidak boleh ditunda-tunda, kecuali bila karena sesuatu keadaan yang memaksa belum dapat dilaksanakan, boleh ditunda sekedarnya. Hal itu berdasar atas hadis Bukhari dari Utbah bin Harits: 'Utbah bin Harits berkata: 'Saya shalat 'Ashar dengan Rasulullah, setelah salam beliau cepat cepat berdiri dan mendatangi salah seorang dari isterinya dan segera ke luar. Utbah tahu bahwa para sahabat keheran-heranan atas serba cepat Rasulullah itu. Akhirnya beliau menjelaskan: Saya sewaktu shalat teringat sebatang emas yang ada pada kami, saya tidak senang bila emas itu malam-malam masih ada pada kami, maka saya perintahkan untuk dibagi". Di samping yang demikian, bagi seorang yang telah dapat mengira-ngirakan bahwa dia akan berkewajiban zakat, diperbolehkan mengeluarkan zakatnya sebelum waktunya yang biasa dinamakan "Takjil" (menyegerakan), artinya membayarkan zakat sebelum waktu kepastiannya. Keadaan ini dapat terjadi disebabkan adanya mustahikkin yang demikian perlu segera menerima bagian. Sebagai contoh, zakat fitrah itu mulai diwajibkan pada terbenam matahan malam Idul Fithri, akan tetapi boleh ditakjil sejak mulai bulan Ramadlan. Berdoa waktu menerima zakat Siapa yang menerima pembagian zakat hendaklah mendoakan muzakki (orang yang berzakat). Dalam Al Qur'an surat Al Taubah (QS.9:103) Allah memerintahkan berdoa: 'Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui'. Doa itu sebagaimana pernah diajarkan oleh Imam Syafi'i, sebagai berikut: "Semoga Allah memberi pahala atas apa yang engkau berikan dan semoga Allah memberi barokah atas
apa yang masih sisa/ada padamu'. Doa itu kurang diketahui oleh orang~rang yang biasa menerima zakat, sebaiknya mereka diberi pelajaran tentang doa itu agar pada setiap menerima zakat dapat berdoa, meskipun doa itu hanya diucapkan dalam bahasa Indonesia saja. Jlka kebetulan penerimaan zakat itu bersifat beramai-ramai, bersama sama, alangkah baiknya berdoa itu dilakukan juga bersama-sama. Jangan dipilih yang jelek-jelek Binatang ternak sapi, kerbau dan kambing tentu ada yang balk, gemuk, sehat, dan ada yang jelek, kurus, sakit sakitan, hasil bumi padi, jagung, anggur, singkong, kentang dan lain-lain ada pula yang baik dan ada pula yang jelek. Emas dan perak tentu ada yang murni dan ada yang campuran, atau berbeda-beda karatnya. Selanjutnya perlu diperhatikan : a. Jika pungutan zakat itu oleh pemerintah/penguasa janganlah mengambil yang baik-baik saja, ambilah yang sedang-sedang tingkatannya. Dalam hal ini pada waktu Rasulullah mengutus shahabat Muadz bin Jabal ke Yaman pesannya antara lain : "Jika mereka taat tentang pengeluaran zakat, maka berhati-hatilah jangan mengambil dari harta mereka untuk zakat yang baik-baik saja". b. Jika zakat itu dikeluarkan sendiri oleh muzakki, janganlah mengambil untuk zakat yang jelek-jelek ataupun yang sedang sedang, ambillah yang baik-baik. Hal itu ditegaskan di dalam Al Qur'an surat Al Baqarah (2:267) "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Orang yang bershadaqah apakah wajib (zakat-red) ataukah sunah (infaq shadaqah-red) jangan sekali-kali membatalkan pahalanya. Allah berfirman: "Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut~yebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia". (QS. 2 : 264). [yus/pkpu

Hadist 2

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .  

[رواه مسلم]



Arti hadits / ترجمة الحديث :



Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.

(Riwayat Muslim)



Catatan :

Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.

Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah)



Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :

Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi  pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.

Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.

Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak tahu“,  dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.

Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.

Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan hambanya.

Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan.

Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.

Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.

Hadist 1

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]



Arti Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .



Catatan :

Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.

Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).



Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / الفوائد من الحديث :

Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).

Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.

Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.

Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.

Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.

Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.

Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Love Is Cinta

“ Love “

Love is a give ...

Yup that’s definetely right ...

Cinta adalah rahmat dari nya ...

Karena dengan cintalah ...
Seorang ibu merelakan jiwa nya demi untuk kelahiran buah hati nya ...

Karena dengan cintalah ...
Seorang ayah merelakan diri nya berusaha sekuat tenaga demi mencari nafkah untuk anggota keluarga nya ...

Karena dengan cintalah ...
Shalahuddin Al Ayyubi tidak dapat tertawa sebelum masjid al-aqsho dapat di bebaskan untuk menebus cinta nya kepada Rabbul Izzati ...

Karena dengan cintalah ...
Para mujahid dan mujahidah rela mengorbankan harta ,
Jiwa dan raga nya untuk mendapat cinta dari yang maha mempunyai cinta ...

Allah ...

Ya ...
Dialah allah sang Ar-Rahman ...
Dengan cinta nya ...
Bumi ...   Langit ...   Planet melaju dalam alur yang harmonis ...

Dengan cinta nya ...
Angin masih menyapa tetumbuhan dan rerumputan ...

Dengan cinta nya ...
Cahaya mentari masih menerpa hangat tubuh kita ...
Kepada allah lah muara cinta yang hakiki ...

Penulis ,
Salamatul Mahbubah

Cintailah Allah

“ Cintailah Allah
Dengan Sepenuh Hati “

Jangan memuji kecantikan pelangi ...
Tapi pujilah keagungan ilahi
Yang telah menciptakan langit dan bumi

Jangan percaya dengan kata-kata pujangga ...
Tapi percayalah dengan kalam allah yang nyata

Jangan pernah merasa senang ...
Dengan selalu mengingat kekasih dunia mu
Tapi ingatlah dan sebutlah nama allah
Hingga hati mu terasa tenang

Jangan pernah sedih jika cinta mu di dustakan ...
Tetapi segeralah engkau bersedih
Jika pernah mendustakan allah

Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair ...
Tapi mintalah cinta kepada allah
Yang memiliki cinta sejati

Cintailah allah dengan sepenuh hati ...
Agar engkau juga bisa mendapatkan cinta nya

Ya Allah yang maha penyayang
Aku mohon kepada mu
Jangan jadikan hati ini membeku seperti batu
Hingga lupa akan rahmat mu ...

Penulis ,
Salamatul Mahbubah

Hidup Dan Mati



Allahu Robbiyy
Saat Itu ...
Saat yang telah berlalu
Menambah ramai indah dunia
Menyusur sunyi relung hati
Dan akupun masih dalam pencairan ku

Allahu Robbiyy
Saat Ini ...
Saat yang sedang berlangsung
Bertanya hati dalam keraguan
Akankah diri masih dalam berpijak kaki
Esok cerah yang masih ku nanti

Allahu Robbiyy
Saat nanti ...
Saat yang akan datang
Beribu ragu.. Resah mendayu
Berjuta tanya mulai terasa
Akankah hidup masih menyapa akan hadirku

Allahu Robbiyy
Bilakah saat itu akan datang ...
Masihkah jiwa ini akan menikmati kecapan lembut halus mu
Dalam hidup ku menanti kematian
Tak tau kapan ajal menjelang

Ketika hidup menanti mati dan Ketika mati menjelang menyapa hidup
Saat pinta menyapa harap
Jadikanlah diri ini dalam naungan mu
Ketika ku harus menjalani nya ...

Penulis ,
Salamatul Mahbubah

Ya Rasulullah


Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam

Ya nabiyallah , ya Habiballah ...
Betapa suci akhlak mu
Bagai cahaya kesucian al-qur’an
Hadirkan cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahan mu dalam doa kami
Mengalirlah jihad mu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlak mu dalam hidup kami

Ya nabi  ,   Ya Rasulullah ...
Pujaan hati kami , kekasih allah

Penulis ,
Salamatul Mahbubah

Mukodimah

MUKODIMAH
(Menerangkan tentang Awal Penciptaan Mahluk)

Ketahuilah, sesungguhnya Allah SWT telah mendatangkan kepadamu sesuatu yang dicintai dan diridhoiNya, ketika Allah SWT menciptakan Ruh Muhammad SAW pada awalnya dari Nur sifat Jamal (Keagungan)Nya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Aku ciptakan Ruh Muhammad SAW dari Nur Dzat-Ku”.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Sesuatu yang Allah ciptakan pertama adalah Ruh-ku, Sesuatu yang Allah ciptakan pertama adalah Nur-ku, sesuatu yang Allah ciptakan pertama adalah Qolam dan sesuatu yang Allah ciptakan pertama adalah Akal”.
Yang dimaksud semuanya adalah sesuatu yang satu, yaitu Hakikat Muhammad SAW, tetapi dinamakan Nur karena terang, bersih dari kegelapan Al-Jalaliyah.
Allah Tabaroka Wata’ala berfirman :
“Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah sebuah cahaya dan kitab yang jelas” QS. Al-Maidah : 15

Akal bisa menemukan segalanya, sedangkan Qolam menjadi sebab berpindahnya ilmu, seperti halnya pena yang menjadi alat berpindahnya ilmu ke dalam bentuk huruf/tulisan.
Maka Ruh Muhammad adalah bentuk yang murni, awalnya mahluk yang ada di alam semesta ini dan merupakan asal cikal bakalnya mahluk.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
“Aku diciptakan dari Allah, dan orang-orang mukmin diciptakan dari-ku”.

Dan Allah SWT menciptakan semua ruh di alam Lahut dari Nur Muhammad di dalam kesempurnaan bentuk pada hakikatnya. Muhammad adalah adalah nama global dari seluruh manusia di alam (Lahut) tersebut, yaitu yang disebut dengan Tanah Asal.
Sesudah berselang 40.000 tahun di alam lahut, kemudian Allah menciptakan ‘Arsy dan semua alam semesta dan isinya dari Nur dzatnya Nabi Muhammad SAW, maka kemudian Allah SWT memasukan para arwah tersebut kedalam ciptaanNya yang paling rendah yaitu beberapa Jasad.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Kemudian Kami masukan ia ke dalam bentuk yang paling rendah”.
QS. At-Tin : 15.

Maksudnya ialah turunnya ruh pada awalnya dari alam Lahut ke alam Jabarut, kemudian Allah memakaikan kepada mereka (ruh) sebuah pakaian yang bersal dari Nur Jabarut, yaitu sebuah pakaian yang menutupi qubul dan duburnya, maka kemudian ruh tersebut diberi nama Ruh Sulthoni. Kemudian Allah menurunkan kembali ruh yang sudah memakai pakian tersebut ke alam Malakut dan diberi pakaian kembali yang berasal dari Nur Malakut, dan mereka di beri nama dengan Ruh Ruhani, kemudian diturunkan kembali ke alam Mulki dan diberi pakaian yang berasal dari Nur Mulki dan kemudian diberi nama Ruh Jismani. Kemudian Allah menciptakan jasad dari Tanah alam mulki tersebut.

Sebagaimana Allah SWT  berfirman :
“Dari tanah Aku menjadikan kamu sekalian, dan ke dalam tanah Aku akan mengembalikan kamu dan dari dalam tanah kembali Aku membangkitkan kamu sekalian pada kehidupan yang lain”. QS. Toha : 55.

Kemudian Allah SWT memerintahkan ruh-ruh tersebut untuk masuk kedalam jasad, maka dengan perintah Allah ruh tersebut pun masuk.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“ Aku tiupkan kedalam jasad roh-Ku...”. QS. Shod : 72.

Maka ketika ruh-ruh tersebut menyatu didalam jasad, mereka menjadi lupa semuanya, asal-usulnya dan tentang hari perjanjian mereka dengan Allah SWT ketika ditanya oleh Allah SWT, “Apakah Aku ini Tuhanmu? Kemudian mereka menjawab : iya!”. Dan mereka berjanji akan selalu menyebut dan mengingat-ngingat namanya sampai hari kiamat. Mereka (para ruh) lupa. Maka ruh-ruh tersebut tidak akan bisa pulang kembali ke tanah asalnya (alam Lahut), maka Allah Ar-Rohman merasa kasihan kepada mereka dengan menurunkan Kitab Samawiyah untuk mengingatkan mereka kepada tanah asalnya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Dan Allah mengingatkan mereka akan hari-hari Allah”. QS. Ibrohim : 5.
Yaitu hari bersamanNya, Tentang perjalanan mereka yang sudah terlewat. Untuk alasan inilah para Nabi-nabi terdahulu sampai dengan diutusnya Ruh Agung yaitu Nabi Muhammad SAW yang menjadi utusan terahir dan menjadi petunjuk dari jalan yang salah, beliau dan para nabi-nabi lainnya di utus ke dunia ini dan pergi ke akhirat yaitu untuk mengingatkan ruh akan perjalanannya menuju tanah asal mereka, maka hanya sedikit sekali yang ingat, berkeinginan dan mau pulang menuju tanah asalnya (Alam Lahut).
Maka Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW terhadap golongan orang-orang yang lupa, supaya mata hati mereka terbangun dan sadar dari tidur yg melelapkan, maka Nabi pun memanggil-manggil mereka untuk kembali kepada Allah SWT, berkumpul kembali dengaNya dan merasakan kembali sifat Jamal-Nya yg Azali.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata".
QS. Yusuf : 108.

Rasulullah SAW bersabda :
“Sahabat-sahabat-ku adalah umpama bintang di langit. Sesiapa daripada
mereka yang kamu ikuti, maka kamu akan temui jalan yang benar”.

Mata hati adalah bagian dari Dzatnya Ruh, yang akan terbuka di dalam jantung hati orang-orang yg sudah menjadi kekasih-nya Allah (para Auliya). Dan yang demikian tersebut tidak akan tercapai hanya dengan Ilmu Dzohir, tetapi harus dengan Ilmu Laduni Al-Bathin.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”.
QS. Al-Kahfi : 65.

Maka wajib hukumnya bagi tiap-tiap manusia untuk bisa mencapai hal tersebut (membuka mata hati) bagi orang-orang yang mempunyai mata hati dengan ditalqin oleh Wali Mursyid (Guru) yang mengetahui dan dapat menjelaskan tentang perjalanan ruh dari Alam Lahut dahulu. Maka wahai saudar-saudara... bergegaslah kalian semua meminta pengampunan dari Allah SWT dengan cara bertaubat dan kembali kepadaNya.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Dan bergegaslah kamu sekalian menuju pengampunan dari Tuhan-mu, Syurga luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” QS. Al-Imron : 133.
Maka masuklah kalian pada jalan tersebut dan kembalilah kepada Tuhan kalian yaitu Allah SWT dengan beberapa kunci (cara) keruhanian tersebut sebelum jalan tersebut terputus dan tidak ada lagi yang menemani-mu di alam tersebut.

Oleh karena itu para Nabi-Nabi kalian menunggu dan bersusah payah dikarenakan kalian, dan tidak sekali-sekali Aku (Nabi Muhammad SAW) diturunkan ke dunia yang hina ini hanya sekedar untuk makan dan memenuhi kebutuhan badan saja, dan bukan hanya untuk memanjakan keinginan nafsu yang hina ini.

Sebagaimana Rasululloh SAW bersabda :
“Aku bersusah payah karena umat-ku yang ada di ahir zaman”.

Adapun Ilmu yang diturunkan kepadaku yaitu ada 2 macam ilmu, yaitu Ilmu Dzohir dan Ilmu Bathin, maksudnya ialah Ilmu Syari’at dan Ilmu Ma’rifat. Adapun kedudukannya Ilmu Syari’at adalah pada dzohir-ku, dan Ilmu Ma’rifat untuk bathin-ku, sampai hasil dari kumpulnya kedua ilmu tersebut yaitu Ilmu Hakikat. Seperti halnya kumpulnya pohon dan daunnya yang menghasilkan buah.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Terbentang 2 samudera yang saling bertemu, dan diantaranya terdapat daratan yang tak berujung”.

Maka hanya dengan mengandalkan Ilmu Dzohir, tidak akan bisa mencapai ilmu Hakikat dan tidak akan samapai pada tujuan yang dimaksud. Maka Ibadah yang sempurna ialah dengan keduanya (dzohir dan bathin), bukan dengan salah satunya saja.


Allah Ta’ala berfirman :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. QS. Adzariyat : 56.
Maksudnya ialah supaya mereka mengenal dan berma’rifat.
Karena, barangsiapa yang tidak mengenal Allah SWT, bagaimana ia akan beribadah/menyembahNya.

Sesungguhnya ilmu Ma’rifat bisa dicapai dengan cara membuka/menyingkirkan hijab nafsu dari Kaca Hati, yaitu dengan cara membersihkan dan mensucikannya, sesudah hal tersebut tercapai maka akan terlihat eloknya tempat atau harta karun yang disamarkan didalam Sir Palung Hati.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam hadist Qudsi :
“Sesungguhnya Aku berada pada suatu tempat/harta karun yang disamarkan, maka Aku senang untuk dikenal, maka aku ciptakan mahluk supaya mengenak-Ku”.
Maka, oleh karena itu jelaslah sudah, sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia untuk berma’rifat/mengenal kepadaNya.

Adapun Ilmu Ma’rifat itu terbagi menjadi 2 macam :
1.    Ma’rifat Sifat Allah (Mengenal sifat-sifat Allah SWT), yaitu diperuntukan bagi Jasmani di Dunia dan Akhirat.
2.    Ma’rifat Dzat Allah (Mengenal dzat Allah SWT), yaitu diperuntukan bagi Ruh Qudus di Alam Akhirat.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“dan Kami memperkuatnya dengan Ruh Qudus”. QS. Al-Baqoroh : 87.
Dan mereka diperkuat dengan Ruh Qudus.

Dan 2 macam Ilmu Ma’rifat tersebut tidak akan berhasil tanpa dengan kedua ilmu yg sudah diterangkan sebelumnya, yaitu Ilmu Dzohir dan Ilmu Bathin.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
“Ilmu itu ada 2, Ilmu Lisan (ucapan) yaitu untuk menjadi dalil dan bukti akan adanya Allah. Dan Ilmu Jinan (Jinan) itulah yang disebut Ilmu yang dapat bermanfaat (Nafi’) ”. Yaitu dapat mencapai maksud yang dituju.
Adapun pada awalnya manusia membutuhkan Ilmu Syari’at, agar dapat berhasil usaha jasmaniyah/badannya dalam berma’rifat kepadaNya, yaitu di dalam Alam Sifat atau disebut juga Alam Derajat. Kemudian dilanjutkan dengan Ilmu Bathin, agar dapat berhasil usaha ruh dalam  berma’rifat kepadaNya. Dan hal tersebut tidak akan berhasil kecuali dengan membuang kotoran/larangan-larangan yang bertentangan dengan Syari’at dan Thoriqot, dengan cara harus siap dan menerima untuk memerangi nafsu dan bersusah payah dalam kehidupan demi hanya untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT dengan tanpa riya (Ingin dilihat) dan sum’ah (Ingin didengar).

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Barangsiapa mengharapkan dapat bertemu dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah sekali-kali ia mempersekutukan apapun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
QS. Al-Kahfi : 110.

Adapun Alam Ma’rifat adalah Alam Lahut atau yang disebut dengan tanah asal yang sudah diterangkan sebelumnya. Di alam tersebut Ruh Qudus diciptakan dengan bentuk yang sempurna. Yang dimaksud dengan Ruh Qudus tersebut adalah hakikatnya manusia (Insan Hakiki) yang diletakan didalam  Palung Hati, dan bisa dzohir wujudnya dengan taubat, talqin dan membiasakan lisannya untuk selalu mengucap-ucapkan kalimat “Lailaha ilallah” pada tahap awalnya, setelah hatinya hidup kemudian kalimat “Lailaha ilallah” tersebut dibiasakan diucapkan di dalam hati. Ketika dalam keadaan rohani yang demikian (dzohir/wujudnya ruh qudsi) maka bisa sebut kembali dengan sebutan “Bocah ma’ani” karena di dalam maknanya suci kembali dari segala seperti halnya seorang bocah/bayi.
Ruh Qudus bisa dinamakan bocah karena beberapa alasan, yang pertama yaitu dilahirkannya ruh qudus dari hati, seperti halnya dilahirkannya seorang anak dari seorang ibu yang kemudian mengurus dan mendidiknya sampai anak tersebut tumbuh besar sedikit demi sedikit. Ke-dua, yaitu bahwa sesungguhnya kewajiban belajar dan pendidikan itu buat anak-anak pada umumnya, pelajaran ma’rifat pada anak tersebut (Tiflul Ma’ani) juga sama halnya. Yang ke-tiga, ialah sesungguhnya anak-anak masih bersih dari kotoran dosa dzohiriyah, maka oleh karena itu sama halnya dengan Bocah Ma’ani tersebut yang disucikan dari kotoran dosa syirik dan Ghoflah Jamaniyah (Lupa yang bangsa jasmani). Yang ke-empat, yaitu Sesungguh perumpamaan gambaran ini (bocah) ini untuk anak yang sudah besar, oleh karena itu dalam beberapa keadaan bisa juga diumpamakan dengan apa saja yang dikehendaki seperti halnya malaikat. Yang ke-lima, yaitu sesungguhnya Allah Ta’ala mensifati buah-buahan syurga dengan bocah atau anak-anak.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda”.
QS. Al-Waqi’ah : 17. 

Dan Allah SWT berfirman :
“Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan”. QS At-Thur : 24.

Yang ke-enam, yaitu sesungguhnya sebutan tersebut (anak-anak) di ibaratkan karena kelembutannya (ruh qudus) dan kebersihannya dari dosa. Yang ke-tujuh, yaitu mutlaknya sebutan bocah tersebut adalah bukan dilihat dari segi kecilnya, tetapi dilihat dari segi awal perjalanannya kembali yaitu sebagai manusia hakiki (ruh qudus), dinisbatkan ruh qudus selalu bersama Allah SWT seperti halnya jisim dan jasmani yang tidak terhalang (menyatu).

Seperti sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
“Ada saat dimana aku bersama Allah SWT, tanpa para malaikat muqorobun dan nabi yang diutus ”.
Maksunya nabi disini adalah adalah dzohirnya Nabi Muhammad SAW, Malaikat Muqorobun adalah ruh ruhani-nya Nabi yang diciptakan dari Nur Jabarut, seperti halnya para Malaikat yang tidak bisa masuk pada Alam Lahut.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah mempunyai syurga yang di dalamnya tidak ada bidadari-bidari, gedung, lautan madu dan susu. Yang ada hanya melihat Dzat-nya Allah”.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Banyak wajah-wajah pada hari itu berseri-seri”. QS. Qiyamah : 22.

Rasulullah SAW bersabda :
“Akan datang masanya dimana kamu bisa memandang Tuhan-mu seperti halnya kamu sekalian memandang rembulan”.
Dalam keadaan tersebut apabila ada satu mahluk walaupun itu malaikat, maka akan terbakar.

Pembukaan

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui. Dzat yang Maha Adil lagi Maha Pemurah. Tuhan yang disembah oleh seluruh isi semesta alam, Dzat yang Maha Mengasihi, yang menurunkan pengingat (Al-Qur’an) yang menjadi hukum kepada utusan (Rasulullah SAW) denan agama (Islam) yang kuat, yaitu jalan kebenaran (sirotol mustaqim).
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada utusan terahir yang menjadi petunjuk/ penyelamat dari jurang kesalahan, yang merupakan utusan termulia dengan diturunkannya kitab yang paling mulia (Al-Qur’an) diantara kitab-kitab lainnya. Dialah Muhammad SAW, seorang Nabi yang bersifat umi (dari kalangan jelata/bodoh tapi dapat mengerti segala sesuatu tanpa melalui proses belajar), yang berasal dari bangsa ‘Arab dan dapat dipercaya. Dan juga semoga selalu tercurahkan terhadap para sahabatnya yang terpilih, yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang yg membutuhkan petunjuk dan pertolongan.
Setelah membaca bismillah, hamdallah, sholawat serta salam.
Adapun silsilah Syekh ‘Abdul Qodir Al-Jailani adalah sebagai berikut :
Syekh ‘Abdul Qodir Al-Jailani Al-Hasan Husain bin Imam assayid Abi sholih Musa Janki Dawsta, bin Imam Sayid Abdullah, bin Imam Sayid Yahya Zahid, bin Imam Sayid Muhammad, bin Imam Sayid Dawud, bin Imam Sayid Musa, bin Imam Sayid Abdullah, bin Imam Sayid Abdullah, bin Imam Sayid Musa Al-jawni, bin Imam Sayid Abdullah Al-Muhdi, bin Imam Sayid Hasan Musana, bin Imam Hamam yaitu sayidina Hasan As-subtho, bin Sayid Amirul Mu’minin Abil Hasan Walhusain yaitu Sayidina ‘Ali  bin Abi Tholib R.A. Semoga keridhoan Allah SWT selalu menyertai mereka semua.
Adapun nasab Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dari jalur Ibu adalah sebagai berikut :
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, bin Sayidah Fatimah, binti Sayid Abdullah As-shoma’iyi Az-Zahid, bin Sayid Abi Jamaludin Muhammad, bin Sayid Abu ‘Atho Abdullah, bin Sayid Kamaludin ‘Isa, bin Sayid Imam Abi ‘Alaudin Muhammad Al-Jawad, bin Sayid Imam ‘Ali Ar-Ridho, bin Sayid Imam Musa Al-Kadzim, bin Imam Ja’far Shodiq, bin Imam Muhammad Baqir, bin Imam Zainal ‘Abidin Ali, bin Imam Hamam Husain Syahid Karbala, bin Sayidina Ali bin Abi Tholib RA.
Sesudah kita fahami bahwasanya “Ilmu” itu merupakan Pengayom yang paling mulia, agung derajatnya, tinggi kedudukannya dan modal yang paling bermanfaat, maka dengan ilmu juga bisa mengantarkan (washilah) untuk bisa mentauhidkan Allah Ar-Robbul Alamin, dan membenarkan seluruh utusanNya. Maka jadilah para Ulama menjadi hamba Allah yang dikhususkan, yaitu orang-orang yang ditetapkan Allah untuk selalu memberikan pelajaran-pelajaran tentang agamaNya, orang-orang yang diberikan petunjuk dan dipilih oleh Allah SWT. Mereka (para Ulama) adalah pewaris dan menjadi pengganti para Nabi.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Maka kemudian Aku wariskan (turunkan) kitab terhadap orang-orang yang Aku pilih dari kalangan hamba-hambaKu, Sebagian dari mereka Dzolim terhadap sendirinya, sebagian lagi tidak mempunyai pendirian (yaitu orang-orang yang kebaikan dan keburukannya seimbang) dan sebagian lagi mereka yang selalu berlomba-lomba didalam kebaikan” QS.

Rasulullah Bersabda :
“Ulama adalah Pewaris Ilmu para Nabi”.

Dicintai oleh para ahli langit dan seluruh hewan didaratan dan lautan selalu memintakan maghfirih untuk mereka sampai hari kiamat.



Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya para Ulama adalah hamba-hambaKu yang takut kepadaKu”. QS.

Rasulullah SAW bersabda :
“Allah akan membangkitkan semua mahluk pada hari kiamat, kemudian Allah memisahkan golongan Ulama”. Kemudian Allah berkata kepada mereka : “Wahai para Ulama... Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan ilmuKu yang ada pada diri kalian kecuali karena ilmuKu yang ada pada kalian, maka Aku akan memberi Adzab siksa bagi siapa saja yang menyia-nyiakan ilmuKu yang ada pada kalian, maka bergegaslah kalian menuju syurga dan Aku memberikan MaghfirohKu kepada kalian”.
Segala puji bagi Allah Ar-Robbul Alamin di setiap waktu dan tempat, yaitu Dzat yang menciptakan beberapa Alam Derajat sebagai tempat  pelindung bagi orang-orang yang Ahli Ibadah. Dan menciptakan Alam Qurbah untuk orang-orang Ahli Ma’rifat.

 Dan sesungguhnya ada sebagian santri memintaku untuk mengumpulkan atau membuat sebuah tulisan (karangan) sebagai pelengkap bagi orang-orang yang sudah merasa cukup, maka kemudian aku membuat sebuah karangan untuk memenuhi permintaan mereka (sebagian santri) supaya bisa menjadi penjawab dan pengobat bagi bagi mereka dan yang lainnya. Aku menamakannya “Sirrul Asror” menerangkan tentang sesuatu yang dibutuhkan oleh orang-orang Ahli Kebaikan.
Sesungguhnya aku menjelaskan didalamnya tentang ilmu yang dicari pada umumnya, yaitu didalam Ilmu Syariat, Thoriqot dan Hakikat, dan aku menjadikannya dalam beberapa bagian, yaitu Mukodimah dan 24 fasal atau bab, sama dengan jumlah huruf yang ada di kalimat “Lailaha ilallah Muhammadurosulullah” dan jumlah jam dalam sehari semalam.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

-    Mukodimah (Menerangkan tentang Awal penciptaan mahluk)
-    Fasal 1 (Tentang kembalinya manusia ke tanah asalnya).
-    Fasal 2 (Tentang turunnya manusia ke dunia).
-    Fasal 3 (Tentang tempat-tempatnya Ruh didalam jasad).
-    Fasal 4 (Tentang beberapa Ilmu)
-    Fasal 5 (Tentang Taubat dan Talqin).
-    Fasal 6 (Tentang Ahli Tasawuf).
-    Fasal 7 (Tentang beberapa Dzikir).
-    Fasal 8 (Tentang Saratnya Dzikir).
-    Fasal 9 (Tentang Melihat Allah SWT).
-    Fasal 10 (Tentang Hijab Kegelapan dan Hijab Cahaya).
-    Fasal 11 (Tentang Kebahagiaan dan Celaka).
-    Fasal 12 (Tentang Orang-orang Fakir).
-    Fasal 13 (Tentang Toharoh Syari’at dan Thoriqot).
-    Fasal 14 (Tentang Beberapa Sholat Syari’at dan Sholat Thoriqot).
-    Fasal 15 (Tentang Thoharoh Ma’rifat Di Alam Tajrid).
-    Fasal 16 (Tentang Zakat Syri’at dan Zakat Thoriqot).
-    Fasal 17 (Tentang Puasa Syari’at dan Puasa Thoriqot).
-    Fasal 18 (Tentang Haji Syari’at dan Haji Thoriqot).
-    Fasal 19 (Tentang Kasmaran dan Kesucian).
-    Fasal 20 (Tentang Khalwat dan ‘Uzlah).
-    Fasal 21 (Tentang Beberapa Wiridan Khalwat).
-    Fasal 22 (Tentang Kejadian di waktu tidur dan bangun).
-    Fasal 23 (Tentang Ahli Tasawuf).
-    Fasal 24 (Tentang Penutupan).

Tidak ada pertolongan kecuali hanya oleh Allah dan kepadaNya aku kembali.

Jumat, 27 Januari 2012

Promosi Program Terbaru 2012 (Buat para Dahmaxer yg seneng Online)

WAZZUB

Pogram ini baru prelaunch 2 Januari 2012, dan akan launching pada 09 April 2012. Dan prediksi saya program ini akan membooming seperti GOOGLE maupun FACEBOOK. Dan yang membuat mereka berbeda adalah program ini mau berbagi hasil dengan kita yang hanya berstatus sebagai user atau pengguna.
daftarkan diri anda, klik dari sini http://signup.wazzub.info/?lrRef=f4898 lalu isi formulir pendaftaran, kemudian mengklik tombol “JOIN”. Setelah itu anda akan mendapatkan email dari Wazzub, buka email anda, dan klik link verivikasi pada email tersebut untuk mengaktifkan account anda di Wazzub, dan kemudian sebarkan link referral anda untuk mendapatkan member baru. Dari setiap member yang berhasil anda rekruit, anda berhak mendapatkan $1.00 USD

Ingat, program ini baru prelaunch pada tanggal 02-01-2012, ” BARU PRELAUNCH”… Dan akan dilaunching pada tanggal 09-04-2012. Buruan join sekarang…

Jangan takut, karena semua disini “wazzub” GRATIS. ini adalah sebuah gebrakan dari “wazzub” untuk menandingi GOOGLE maupun FACEBOOK yang telah jauh lebih dulu menjadi situs favorit di seluruh penjuru dunia.
Ini adalah fakta: perusahaan seperti Google atau Facebook memperoleh miliaran $ $ $ setiap triwulan hanya karena kita, para pengguna internet menggunakan layanan mereka. Facebook bernilai lebih dari 50 miliar $ $ $ hanya karena mereka mempunyai pengguna terdaftar yang berjumlah sangat besar.
+ + + GRATIS SELAMANYA + + + TIDAK ADA UNTUK DOWNLOAD + + + TIDAK ADA PEKERJAAN YANG HARUS DILAKUKAN + + +
Ini sangat mudah: semakin banyak pengguna yang bergabung dengan Keluarga WAZZUB gratis, semakin banyak uang yang
akan kita “pengguna” dapatkan!
Semakin banyak Anggota GRATIS yang Anda undang, semakin banyak uang yang akan Anda dapatkan.
~ Gabung hari ini ~
Langkah 1 - pergi di sini dan mendaftar,http://signup.wazzub.info/?lrRef=f4898 lalu Isi formulir pendaftaran sesuai data yang diminta :
REFERRER : biarkan seperti yang anda lihat
FIRST NAME : tulis nama depan anda
LAST NAME : tulis nama belakang anda
PASSWORD : tulis password anda
EMAIL : masukkan email anda yang valid
COUNTRY : pilih negara anda dari pilihan yang ada
isikan kode Captcha yang anda lihat.
kemudian klik “JOIN”
setelah itu buka email anda, dan klik link verivikasi yang ada pada email tersebut untuk mengaktifkan account anda di Wazzub.
Langkah 2 - mengundang teman-teman untuk bergabung di Wazzub dengan menyebarkan link referral anda. Ingat, anda akan mendapatkan $ 1,00 untuk setiap orang yang berhasil anda referensikan atau untuk setiap orang yang berhasil anda ajak.
Cepatlah, bertindak sekarang!
99,99% penduduk dunia belum tahu tentang ini.
Bersama-sama kita mengaktifkan kekuatan “Kita”!
Terima kasih,
Keluarga WAZZUB
WAZZUB - The Power of “We”!
Nota Bene:
Buat semua yang sudah saya referensikan, anda boleh Copy Paste status ini untuk mempromosikan link referral anda. Cukup edite seperlunya ^___~
WAZZUB - The Power of “We”!
signup.wazzub.info

http://signup.wazzub.info/?lrRef=f4898

Senin, 23 Januari 2012

Pendayung Sampan dan Profesor

Suatu hari seorang profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat kajian di tengah lautan.Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mahu orang yang menemaninya banyak menyoal tentang apa yang dia lakukan.

Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan kajian dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mula berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama hujan lebat akan turun..”

“OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memusingkan sampannya dan mula mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan.

“Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.

“Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi.

“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.

Profesor belum berpuas hati dengan jawapan pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng..

“Kalau begitu kamu hilang 25% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.

“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”

“Kamu tahu Fizik?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.

“Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib kamu semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan,tak ada gunanya lagi,” Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri.

Selang beberapa minit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang melanda. Sampan yang mereka naiki terbalik. Profesor dan pendayung sampan terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.

“Sayang sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi.

By.
Adin.

Hati Seorang Perempuan

Pertama kali diciptakanya hawa adalah untuk menemani sang adam, maka diambilah dari tulang rusuk sang adam untuk dijadikan teman hidupnya jadilah “hawa”.

Kaum hawa atau kaum Perempuan diciptakan dengan segala fitrah, keistimewaan dan keunikanya. fitrahnya begitu mulia yaitu menjadi seorang istri yang kelak akan menemani sang suami membangun bahtera rumah tangga, melahirkan keturunan, mendidik anak, mengurus rumah tangga dan masih banyak lagi. Keistimewaanya begitu indah yaitu memiliki perasaan yang halus dan kasih sayangnya kuat, apa yang ia lakukan selalu berdasarkan perasaan dan hati sedangkan para laki-laki lebih mengedepankan logika. Keunikanya adalah sisi lain dari fitrah dan keistimewaan, Perempuan begitu lemah, akan tetapi jika dia tersakiti maka kekuatanya boleh jadi melebihi kekuatan kaum adam.

Saya lebih tertarik membicarakan mengenai halusnya perasaan dan hati seorang perempuan(red:perempuan lebih halus dari wanita). Perempuan…. makhluk yang indah, yang Allah memuliakanya. Allah menganugerahkan kelembutan hati dan halusnya perasaan perempuan bukan tanpa sebab. Akan tetapi banyak hikmah yang mampu kita ambil. Perempuan sholehah dengan kelembutan hatinya, maka akan mampu menenangkan hati suaminya yang tengah gundah gulana.

Akan tetapi karena halusnya perasaan seorang perempuan, maka hal kecil yang begitu sepele kadang melukainya. Dalam masalah ini menurut saya kaum adamlah yang semestinya lebih peka dan menanggalkan keegoisanya agar lebih bisa memahami sang istri (saya bicara dlm konteks rumah tangga). Maka dengan begitu akan lebih membuat perempuan merasa dimuliakan. Sekarang ini Semakin banyak kaum adam yang tidak mencoba memahami perasaan halus perempuan yang menjadi pendamping hidupnya bahkan justru ada yang menganggap lemah dan cengeng. Bukan… bukan begitu wahai kaum adam dalam memperlakukan istrimu. Tirulah perilaku uswah kita tercinta Rosulullah Salallahu alaihiwasalam dalam memperlakukan keluarga dan para istrinya.

semoga semakin banyak kaum adam yang mengerti akan pentingnya memuliakan perempuan..

sehingga berita mengenai perempuan yang tertidas dan teraniaya bisa berkurang..

Buat Seorang "Ibu".

Kemuliaan Ahlak Rasulullah SAW

Tak diragukan lagi di dunia ini manusia yang berakhlak paling mulia tak lain lagi ada Baginda Rasulullah SAW. Beliau tidak hanya akhlaknya yang mulia, beliau juga merupakan manusia paling tinggi dan paling mulia di dunia ini. Sungguh contoh dan panutan yang wajib bagi setiap orang khususnya bagi para penganutnya umat Islam. Berikut ini merupakan salah satu cerita penuh hikmah Nabi Besar Muhammad SAW tentang kemuliaan akhlaknya.

“Suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang wanita kafir. Ketika itu baginda bersama beberapa seorang sahabat. Wanita itu membawa beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk baginda. Cantik nian buahnya. Ranum dan terlihat kuning segar. Siapa pun yang melihat pasti akan tergiur. Baginda pun menerimanya dengan senyuman gembira. Hadian itu dimakan oleh  Rasulullah sepotong demi sepotong dengan tersenyum. Beliau menikmati sendirian saja. Padahal biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para sahabat, namun kali ini tidak. Tidak sepotong pun limau itu diberikan kepada mereka.

Rassulullah SAW terus makan. Setiap kali dengan senyuman, hingga habislah semua limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pulang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda. Para sahabat keheranan dengan sesuatu yang tidak biasa itu. Lalu mereka pun bertanya. Dengan tersenyum Rasulullah SAW menjelaskan “Sahabatku, tahukah kamu, sebenarnya buah limau itu sangat masam saat saya merarainya kali pertama. Seandainya kalian turu makan bersama, saya khawatir ada di antara kalian yang akan mengernyitkan dahi atau memarahi wanita tersebut. Saya khawatir hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya habiskan semuanya.”

Sahabat, begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak akan mengecil-ngecilkan pemberians seseorang biarpun pemberian itu tidak baik, bahkan dari orang yang bukan islam pula. Beliau akan menjaga perasaan dan memuliakan setiap yang memberi. Dan apa yang terjadi dengan wanita kafir itu?? Ia pulang dengan hati yang amat kecewa, karena sebenarnya ia bertujuan ingin mempermainkan Rasulullah SAW dan para sahabat dengan hadiah limau masam itu. Rencananya gagal oleh kemuliaan akhlak Rasulullah SAW.

By.

Admin

Minggu, 22 Januari 2012

Abu Nawas Mimpi Indah

Seorang pendeta dan seorang rahib berencana memperdayai Abu Nawas. Rencanapun disusun rapid an mereka segera bertandang kerumah Abu Nawas yang disambut baik oleh yang empunya rumah.

“Kami ingin mengajakmu melakukan pengembaraan suci, wahai Abu Nawas. Kami berharap engkau tidak keberatan dan dapat bergabubg bersama kami,” ujar si Rahib sambil melirik pada kawan di sebelahnya.

“Dengan senang hati aku akan ikut, kapan rencananya?” Tanya Abu Nawas.

“Besok pagi ujar si Pendeta gembira.

“Baiklah kitabertemu di warung teh besok,” uhar Abu Nawas.

    Demikianlah keesokan harinya Abu Nawas beserta dua orang yang mengajaknya ini berangkat bersama. Mereka berpakaian dengan cara yang khas. Abu Nawas dengan pakaian sufi, si Pendeta dengan baju kebesarannya, dan si Rahib dengan pakaian keagamaannya. Di tengah perjalanan mereka bertiga mulai merasa lapar.

“Hai Abu Nawas, karena kita sudah sudah lapar dan kebetulan kita tidak membawa bekal, ada baiknya engkau mengumpulkan derma untuk membeli makanan bagi kita bertiga. Kami berdua akan melakukan kebaktian,” ujar si Pendeta.

Tanpa berpikir panjang, Abu Nawas langsung beranjak pergi mencari dan mengumpulkan derma dari satu dusun ke dusun yang lain. Setelah dirasa derma yang diterima mencukupi, Abu Nawas langsung membali makanan yang cukup untuk mereka bertiga. Abu Nawaspun kembali kepada dua temannya yang tengah melakukan kebaktian.

“Mari kita bagi makanan ini sekarang juga,” ujar Abu Nawas yang memang sudah sangat lapar.

“Jangan, jangan dibuka sekarang, karena kami sedang berpuasa,” ujar sang Rahib.

“Tapi aku hanya akan mengambil bagianku saja, sedang bagian kalian terserah kalian,” ujar Abu Nawas.

“Aku tidak setuju, kita harus seiring seirama dalam berbuat apapun,” ujar si Pendeta.

“Betul aku juga tidak setuju, karena waktu makanku besok pagi,” ujar si Rahib yang ahli Yoga menimpali.

Tentu saja Abu Nawas sangat usar mendengar pernyataan kedua orang itu. Perutnya yang keroncongan memaksanya kembali memperotes.

“Bukankah aku yang kalian suruh mencari derma dan sudah kukumpulkan derma itu dan sekarang telah kubelikan makanan. Mengapa kalian tidak mengizinkan aku mengambil bagianku sendiri? Sungguh tidak masuk akal,” ujar Abu Nawas memperotes.

    Namun dua orang itu tetap teguh pada pendiriannya sekalipun Abu Nawas dengan segala macam cara menjelaskan tetap saja si Rahib dan Pendeta bergeming. Hal ini membuat Abu Nawas dongkol bukan main, tapi karena dirasa tidak ada gunanya menentang dua orang yang sudah bersekongkol itu, Abu Nawaspun memilih diam.

“Bagaimana kalau kita buat perjanjian?” ujar sang pendeta tiba-tiba.

“Perjanjian apa?” Tanya Abu Nawas.

“Kita adakan lomba, siapa yang nanti malam bermimpi paling indah, maka dia berhak atas bagian makanan yang lebih banyak. Sedang yang kedua mendapat bagian lebih sedikit. Sedang yang mimpinya tidak indah mendapat bagian makanan yang paling sedikit,” ujar Pendeta dengan cerdiknya. Karena sudah dongkol dan kesal, Abu Nawas menyetujui saja perjanjian itu.

Begitu pagi sudah tiba mereka bertiga sudah bangun. Dengan sangat antusias si Rahib lalu menceritakan mimpinya.

“Luar biasa! Semalam aku bermimpi indah sekali. Aku memasuki sebuah taman yang mirip sekali dengan Nirwana. Aku merasakan suatu kenikmatan dan keindahan yang belum pernah kurasakan seumur hidupku,” ujar Rahib dengan gembiranya.

“Mimpimu sangat menakjubkan saudara Rahib, sangat menakjubkan…,” ujar si Pendeta dengan agak berlebihan.

“Mimpiku pun tak kalah indahnya,” ujar Pendeta, “Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Aku menyusup ke masa silam di mana pendiri agamamu hidup. Dan sungguh sangat membahagiakan aku bertemu dengannya dan kemudian aku diberkati olehnya,” ujar sang Pendeta dengan gembiranya.

“Seperti tadi, kini giliran Rahib memuji-muji mimpi si Pendeta. Sementara Abu Nawas diam saja melihat kelakuan dua orang yang memang bersekongkol memperdayai dirinya itu.

“Hai Abu Nawas, kenapa kau diam saja. Apa mimpimu semalam, apakah seindah mimpi kami?” ujar si Rahib dan Pendeta hamper bersamaan.

Abu Nawas yang sudah tahu dirinya tengah dikerjai, hanya berujar pelan.

    “Kawan-kawanku sepengembaraan. Kalian tentu mengenal Nabi Daud as. Beliau adalah Nabi yang ahli berpuasa, tadi malam aku bermimpi bertemu dan berbincang-bincang dengannya. Beliau menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. Karena aku belum makan dari pagi, maka aku bilang saja bahwa aku berpuasa. Tidak tahunya beliau menyuruhku berbuka karena hari sudah malam. Tentu saja aku tidak berani membantah perintah seorang Nabi. Makanya aku bangun dan langsung menghabiskan semua makanan,” ujar Abu Nawas dengan santainya.

Abu Nawas Dan Menteri Bertelur

Pada suat hari Sultan Harun al-Rasyid memanggil sepuluh orang Menterinya “Kalian tahu didepan Istana ini ada sebuah kolam. Aku akan memberikan masing-masing sebutir telur kepada kalian, menyelamlah kalian ke dalam kolam itu dan kemudian serahkanlah telur-telur itu kepadaku apabila kamu muncul kepermukaan. Aku ingin tahu kepandaian Abu Nawas.”

Kemudian sultan menyuruh memanggil Abu Nawas ke Istananya. Kepada Abu Nawas dan kesepuluh orang menterinya itu Sultan bertitah, “Kamu sekalian aku perintahkan turun ke dalam kolam itu, menyelam, dan apabila muncul kepermukaan serahkanlah kepadaku sebutir telur ayam. Barangsiapa tidak menyerahkan telur, niscaya mendapat hukuman dariku.”

gerobak telor lucuMencari telur didalam air? Pikir Abu Nawas, sambil memandang kepada Mentri-mentri itu. Mereka tampak takzim dan siap melaksanakan perintah. “Adakah ayam betina di dalam kolam itu?”

Hari pun malamlah, keesokan harinya, pagi-pagi benar, mentri-mentri itu menyelam kedalam kolam, dan ketika muncul dari dalam kolam, masing-masing membawa sebutir telur dan menyerahkan kepada Sultan. Abu Nawas tidak kunjung muncul di permukaan kolam, ia berenang kesana-kemari mencari telur. Di koreknya dinding kolam, namun tak juga ditemukannya. Setelah capek mengitari dasar kolam, terpikir dalam benaknya bahwa ia dianiaya oleh Sultan. Maka ia pun berdoa kepada Tuhan mohon keelamatan. Keluarlah ia dari kolam dan naik ke darat. Didepan Sultan ia berkokok-kokok dan berjalan laksana seekor ayam jantan.

“Hai, Abu Nawas mana janjimu? Kata Sultan, semua orang ini masing-masing telah menyerahkan sebutir telur kepadaku, hanya kamu yang tidak, oleh karena itu kamu akan aku beri hukuman.”

Sembah Abu Nawas, “Ya tuanku Syah Alam, yang mempunyai telur adalah ayam betina, hamba ini ayam jantan, membawa anak ayam jantan, lagi pula berkokok, telur hanya dapat dihasilkan oleh ayam betina. Jika ayam betina tidak berjantan, bagaimana ia akan dapat telur.”

Demi mendengar alasan Abu Nawas, Sultan pun tidak dapat berkata apa-apa karena memang sangat tepat. Sultan dan semua menterinya hanya bisa garuk-garuk kepala yang tidak gatal

Jumat, 20 Januari 2012

Nenek Pemungut Daun

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.

Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya. Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.
Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa  ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.
 
Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu. "Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

Semoga para ikhwan dan santri sekalian bisa memetik hikmah dari cerita di atas...

Terimakasih kepada :
Wassalam,
M. Edi S. Kurniawan
edieskurniawan@yahoo.com
edi@neopulsa.com, www.neopulsa.com

Kamis, 19 Januari 2012

SMK Kebangsaan Losarang

SMK Kebangsaan Losarang adalah sekolah yang beru berdiri pada tahun 2007 tepatnya tanggal 23 april 2007, Sekolah ini dibawah naungan Yayasan Darul Hikmah Mahwil Qulub, Sekolah ini juga sebenarnya ada pada lingkungan Pondok Pesantren Darul Hikamh Mahwil Qulub Desa Jumbleng Kec. Losarang Kab. Indramayu. Awalnya bisa terbentuk SMK Kebangsaan Losarang adalah pada waktu ada kunjungan Bupati Indramayu yaitu Bapak Irianto MS Safiudin ( Yance ). Ketika itu Bapak Yance mengusulkan atau berucap kepada pengasuh Ponpes yaitu KH. Halimi Al Mudatsir, agar dalam pelaksanaan pendidikan di Ponpes agar ada lembaga pendidikan resmi setingkat SMA, jangan hanya mengajarakan ilmu keagamaan saja namun bekal ilmu yang diberikan kepada santri / santriwan harus juga dibekali keterampilan dan pengetahuan ilmu dunia, sehingga apa yang dicita-citakan pahlawan bangsa dulu tercapai yaitu mencetak manusia indonesia yang seutuhnya yaitu manusia yang taat kepada Allah SWT, dan manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengisi kemerdekaan di Negara ini.

Hingga akhirnya terbentuklah SMK Kebangsaan Losarang dengan para perintisnya seperti Bpk. Tarjana S.Ip, Drs. Edi Rusnoto, Ibnu Ubaedillah S.Ag, Sucipto S.Kom dan lain-lainnya yang telah membantu adanya SMK Kebangsaan ini.

Pada perjalanannya SMK Kebangsaan awalnya hanya memiliki jumlah siswa 11 orang tetapi setelah ada promosi dan perubahan dalam kepengurusan pondok sehingga para pengurus bekerja dengan semaksimal mungkin dalam waktu hanya 3 bulan siswa SMK Kebangsaan Losarang telah menjadi 25 siswa.

Kepala sekolah pertama adalah Bpk. Ibnu Ubaydillah S.Pd yang berasal dari Widasari, Indramayu. Beliau Menjabat hanya selama kurang lebih 1 tahun yang kemudian digantikan oleh Ibu Puji Atuti Ibrahim (Lelea, Indramayu), selama masa jabatan beliau SMK Kebangsaan mengalami banyak peningkatan, baik dari segi sarana dan prasarana maupun peningkatan jumlah muridnya, selang kurang lebih 2 tahun terjadi pergantian jabatan, beliau digantikan lagi oleh Bpk. Umas S.Pd yang berasal dari Desa Kroya Kab.Cirebon dan tak lain adalah merupakan keponakan dari K. Halimi Al-Mudatsir. Selama masa jabatan beliau sampai sekarang, SMK Kebangsaan Losarang meningkat pesat, dan alhamdulillah sampai ahirnya mendapat bantuan dari Pemerintah dan berhasil membangun sarana (Gedung) pendidikan di SMK Kebangsaan sebanyak 4 lokal yang nanti akan digunakan untuk Lab (sebagian) dan tempat proses kegiatan belajar mengajar, disamping untuk malam harinya akan digunakan untuk tempat pengajian bagi santri P.P Darul Hikmah Mahwil Qulub.

Hingga sekarang alhamdulillah murid di SMK Kebangsaan sudah mencapai kurang lebih seratus murid.

Atas Do'a dari semua pihak dan dengan idzin Allah SWT semuanya bisa berjalan lancar...
Admin.

Pembukaan.

Manusia adalah ciptaan atau mahluk Tuhan yang paling sempurna, hasil karya Yang Maha Kuasa yang diciptakan dengan sentuhan dan citra rasa (gaya artistik) yang tinggi, dengan segala kelebihan yang Tuhan anugerahkan, manusia mengemban tugas dari Tuhan untuk menjadi khalifah di bumi sebagai wakil dari Tuhan untuk mengurus, memanfaatkan dan melestarikan segala sesuatu yang ada di bumi (dunia) ini. Salah satu kelebihan yang telah Tuhan anugerahkan kepada manusia adalah berupa ‘Akal dan Hati (Qolb). Akal bertugas untuk berfikir, yaitu untuk menemukan sesuatu yang belum diketahui/dimengerti dan belum ditemukan, dengan kata lain akal selalu berinovasi, melakukan terobosan-terobosan baru pada tiap detiknya, sedangkan hati bertugas untuk menentukan, menilai dan menimbang kebenaran dan ketidak benaran akan sesuatu, dengan kata lain hati adalah kejiwaan dari setiap sesuatu, yang menentukan nilai dari sesuatu tersebut. keduanya mempunyai presentasi dan prosentasinya masing-masing untuk dapat menjalankan tugasnya masing-masing secara baik dan benar menurut hukum dan tujuan awal diciptakannya.
Akal manusia tidak terbatas tergantung bagaimana manusia bisa memanfaatkannya secara maksimal, karena pada hakikatnya setiap sesuatu yang ditemukan oleh akal ialah ilmu pengetahuan dan diakui keabsahannya, tergantung dari kemampuan dan daya pikir orang yang menilai tersebut, dengan kata lain segala sesuatu yang ada di jagad raya ini adalah merupakan bagian dari logika dan merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi manusia. Itulah yang membuat manusia sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai nilai dan keunikannya tersendiri dibandingkan mahluk-mahluk lainnya. Sebagai penyelaras akan ketidak terbatasan akal manusia, maka diciptakanlah hati, hati sebagai pengatur, pendidik dan pemberi pandangan terhadap manusia akan apa-apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh seorang manusia dengan akal dan pengetahuannya yang tidak terbatas tersebut, dengan kata lain hati adalah pengikat atau sebagai sumber hukum atau aturan yang membatasi manusia dalam setiap tindakannya agar patut disebut sebagai manusia, karena pada dasarnya sifat manusia selalu merasa tidak puas dan merugikan, “Manusia harus berhati (berpendidikan dan ber-aturan) untuk menjadi manusia”.
Pendidikan dan ilmu pengetahuan, dua kata yang tidak dapat dipisahkan sebagaimana halnya akal dan hati untuk dapat mencapai keselarasan dan keseimbangan dalam kehidupan ini.
Akal yang jernih dan sehat adalah akal yang mau mempunyai aturan dan berpendidikan (hati), dan hati yang selamat adalah hati yang mempunyai kemampuan berfikir (akal). Maka untuk dapat mencapai  pendidikan yang baik diperlukan pemikiran-pemikiran agar dapat berjalan dengan lancar proses pendidikan tersebut, Pendidikan pada dasarnya mempunyai landasan filsafat untuk memanusiakan manusia, dan dapat berkembang lebih luas tergantung dari perspektif dan bidang tujuan pendidikan tersebut.

Manusia untuk menjadi manusia harus melalui proses pendidikan yang baik.

Doa Sesudah Sholat Maktubah


اَلْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ . حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَةِ وُيُكَافِى مَزِيْدَةِ يَارَبَّنَالَكَ الْحَمدُ كَمَا يَنْبَغِى لَجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ . اللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَافِعِنَا وَكَرِيْمِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ اَجْمَعِيْنَ . اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَّى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْاَهْوَالِ وَالْاَفَاتِ وَتَقْضِ لَنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْحَجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَ الْغَيَّاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَّاتِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ . اِنَّ الَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ فَاِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللهُ يَدُّ اللهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ وَمَنْ نَكَثَ فَاِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ اَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهِ اللهُ فَسَيُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا . يَانُوْرًا نُوْرِى يَانُوْرًا نُوْرِى يَاعَالِمًا مَا فِى الصُّدُوْرِ اَخْرِجْنَا وَجَمِيْعَ الْمُسلِمِيْنَ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ تَوَفَّنِى وَتَوَفَّنَا مُسْلِمًا وَاَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ . لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنَا لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ اِنِّى اُخْرَى لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ اَمَنَّا لِلَّهِ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ اَمَنَهُ مِنْ عِنْدِاللهِ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.. اَللَّهُمَّ يَاجِبْرَئِيْلُ وَمِيْكَائِيْلُ وَاِسْرَفِيْلُ وَعِزْرَئِيْلُ كُلُّ حُوْرٍ سُلْطَانٍ وَاشْرِفْ عَيْنِ شَرُّهُ وَهُوَ  ك..ه..ي..ع..ص..ح..م..ع..ش..ق.. يَااَللهُ عَاشِقَ يَامُحَمَّدٌ عَاشِقَ يَامُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَقَلْبٍ لاَيَحْشَعُ وَنَفِسٍ لاَيَشْبَعُ وَعَمَلٍ لاَيُقْبَلُ وَدُعَاءٍ لاَيُسْمَعُ . اِلَهِى اَنْتَ مَقْصُوْدِى وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِى وَاُفَوِّضُ اَمْرِ اِلَى اللهِ...كُنْ كَاتَ اللهُ يَااَللهُ يَاعَبْدُالْجَبَّارُ اَكُوْ مَوْهَوْنْ ................(لِاَهْلِ وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ فِى رَحِيْمِهِ وَكُلِّ مَا عَدَاهُ فِى رَّحْمَةِ اللهِ)............. عَلَّمَ الْقُرْاَنَ خَلَقَ الْاِنْسَانَ عَلَّمَهُ الْبَيَانِ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ . اَللَّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكِ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِى وَلِوَلِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا .  رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَبَ النَّارِ . سُبْحَانَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ .

Petikan Surat Syeikh Abdul Qadir al-Jailani

Sahabat-sahabatku yang dikasihi. Hati kamu seumpama cermin yang berkilau. Kamu mesti membersihkannya daripada debu dan kekotoran yang menutupinya. Cermin hati kamu itu telah ditakdirkan untuk memancarkan cahaya rahasia-rahasia Sang Ilahi.

Bila cahaya dari “Allah adalah cahaya bagi semua langit dan bumi…” mula menyinari ruang hati kamu, lampu hati kamu akan menyala. Lampu hati itu “berada di dalam kaca, kaca itu sifatnya seumpama bintang berkilau-kilauan terang benderang…” Kemudian kepada hati itu anak panah penemuan-penemuan suci akan hinggap. Anak panah kilat akan mengeluarkan daripada awan petir maksud “bukan dari timur atau barat, dinyalakan dari pohon zaitun yang diberkati…” dan memancarkan cahaya ke atas pokok penemuan, sangat tulen, sangat lutsinar sehingga ia “memancarkan cahaya walaupun tidak disentuh oleh api”. Kemudian lampu makrifat (hikmah kebijaksanaan) akan menyala sendiri. Mana mungkin ia tidak menyala sedangkan cahaya rahsia Allah menyinarinya?

Sekiranya cahaya rahsia Ilahi bersinar ke atasnya, langit malam kepada rahsia-rahsia akan menjadi terang oleh ribuan bintang-bintang “…dan berpandukan bintang-bintang (kamu) temui jalan (kamu)…”. Bukanlah bintang yang memandu kita tetapi cahaya Ilahi. Lantaran Allah “…menghiaskan langit rendah dengan keindahan bintang-bintang”. Sekiranya lampu rahsia-rahsia Ilahi dinyalakan di dalam diri batin kamu yang lain akan datang secara sekaligus atau beransur-ansur. Sebahagiannya kamu telah ketahui sebahagian yang lain akan kami beritahu di sini. Baca, dengar, cuba fahamkan. Langit ketidaksedaran (kelalaian) yang gelap akan dinyalakan oleh kehadiran Ilahi dan kedamaian serta keindahan bulan purnama yang akan naik dari ufuk langit memancarkan “cahaya di atas cahaya” berterusan meninggi di langit, melepasi peringkat yang ditentukan sebagaimana yang Allah telah tentukan bagi kerajaan-Nya, sehingga ia bersinar penuh kemuliaan di tengah-tengah langit, menghambat kegelapan kelalaian. “(Aku bersumpah) demi malam apabila ia senyap sepi…dengan cuaca pagi yang cemerlang…” malam ketidaksedaran kamu akan melihat terangnya hari siang. Kemudian kamu akan menghirup air wangi kenangan dan “bertaubat di awal pagi” terhadap ketidaksedaran (kelalaian) dan menyesali umur kamu yang dihabiskan di dalam lena. Kamu akan mendengar nyanyian burung bulbul di pagi hari dan kamu akan mendengarnya berkata:

Mereka tidur sedikit sahaja di malam hari dan pada awal pagi mereka memohon keampunan Allah. Allah bimbingkan kepada cahaya-Nya sesiapa yang Dia kehendaki.

Kemudian kamu akan melihat di ufuk langit peraturan Ilahi akan matahari ilmu batin mula terbit. Ia adalah matahari kamu sendiri, Lantaran kamu adalah “yang Allah beri petunjuk” dan kamu “berada pada jalan yang benar” dan bukan “mereka yang Dia tinggalkan di dalam kesesatan”. Dan kamu akan memahami rahsia:
Tidak diizinkan matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Tiap sesuatu berjalan pada landasan (masing-masing).

Akhirnya ikatan akan terurai selaras dengan “perumpamaan yang Allah adakan untuk insan dan Allah mengetahui tiap sesuatu”, dan tabir-tabir akan terangkat dan kulit akan pecah, mendedahkan yang seni di bawah pada yang kasar. Kebenaran akan membuka tutupan mukanya.

Semua ini akan bermula bila cermin hati kamu dipersucikan. Cahaya rahasia-rahasia Ilahi akan memancar Padanya jika kamu berhajat dan bermohon kepada-Nya, daripada-Nya, dan dengan-Nya.



Sirrul Asror