Kamis, 19 Januari 2012

Pembukaan.

Manusia adalah ciptaan atau mahluk Tuhan yang paling sempurna, hasil karya Yang Maha Kuasa yang diciptakan dengan sentuhan dan citra rasa (gaya artistik) yang tinggi, dengan segala kelebihan yang Tuhan anugerahkan, manusia mengemban tugas dari Tuhan untuk menjadi khalifah di bumi sebagai wakil dari Tuhan untuk mengurus, memanfaatkan dan melestarikan segala sesuatu yang ada di bumi (dunia) ini. Salah satu kelebihan yang telah Tuhan anugerahkan kepada manusia adalah berupa ‘Akal dan Hati (Qolb). Akal bertugas untuk berfikir, yaitu untuk menemukan sesuatu yang belum diketahui/dimengerti dan belum ditemukan, dengan kata lain akal selalu berinovasi, melakukan terobosan-terobosan baru pada tiap detiknya, sedangkan hati bertugas untuk menentukan, menilai dan menimbang kebenaran dan ketidak benaran akan sesuatu, dengan kata lain hati adalah kejiwaan dari setiap sesuatu, yang menentukan nilai dari sesuatu tersebut. keduanya mempunyai presentasi dan prosentasinya masing-masing untuk dapat menjalankan tugasnya masing-masing secara baik dan benar menurut hukum dan tujuan awal diciptakannya.
Akal manusia tidak terbatas tergantung bagaimana manusia bisa memanfaatkannya secara maksimal, karena pada hakikatnya setiap sesuatu yang ditemukan oleh akal ialah ilmu pengetahuan dan diakui keabsahannya, tergantung dari kemampuan dan daya pikir orang yang menilai tersebut, dengan kata lain segala sesuatu yang ada di jagad raya ini adalah merupakan bagian dari logika dan merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi manusia. Itulah yang membuat manusia sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai nilai dan keunikannya tersendiri dibandingkan mahluk-mahluk lainnya. Sebagai penyelaras akan ketidak terbatasan akal manusia, maka diciptakanlah hati, hati sebagai pengatur, pendidik dan pemberi pandangan terhadap manusia akan apa-apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh seorang manusia dengan akal dan pengetahuannya yang tidak terbatas tersebut, dengan kata lain hati adalah pengikat atau sebagai sumber hukum atau aturan yang membatasi manusia dalam setiap tindakannya agar patut disebut sebagai manusia, karena pada dasarnya sifat manusia selalu merasa tidak puas dan merugikan, “Manusia harus berhati (berpendidikan dan ber-aturan) untuk menjadi manusia”.
Pendidikan dan ilmu pengetahuan, dua kata yang tidak dapat dipisahkan sebagaimana halnya akal dan hati untuk dapat mencapai keselarasan dan keseimbangan dalam kehidupan ini.
Akal yang jernih dan sehat adalah akal yang mau mempunyai aturan dan berpendidikan (hati), dan hati yang selamat adalah hati yang mempunyai kemampuan berfikir (akal). Maka untuk dapat mencapai  pendidikan yang baik diperlukan pemikiran-pemikiran agar dapat berjalan dengan lancar proses pendidikan tersebut, Pendidikan pada dasarnya mempunyai landasan filsafat untuk memanusiakan manusia, dan dapat berkembang lebih luas tergantung dari perspektif dan bidang tujuan pendidikan tersebut.

Manusia untuk menjadi manusia harus melalui proses pendidikan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar