Jumat, 24 Februari 2012

Pembukaan

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui. Dzat yang Maha Adil lagi Maha Pemurah. Tuhan yang disembah oleh seluruh isi semesta alam, Dzat yang Maha Mengasihi, yang menurunkan pengingat (Al-Qur’an) yang menjadi hukum kepada utusan (Rasulullah SAW) denan agama (Islam) yang kuat, yaitu jalan kebenaran (sirotol mustaqim).
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada utusan terahir yang menjadi petunjuk/ penyelamat dari jurang kesalahan, yang merupakan utusan termulia dengan diturunkannya kitab yang paling mulia (Al-Qur’an) diantara kitab-kitab lainnya. Dialah Muhammad SAW, seorang Nabi yang bersifat umi (dari kalangan jelata/bodoh tapi dapat mengerti segala sesuatu tanpa melalui proses belajar), yang berasal dari bangsa ‘Arab dan dapat dipercaya. Dan juga semoga selalu tercurahkan terhadap para sahabatnya yang terpilih, yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang yg membutuhkan petunjuk dan pertolongan.
Setelah membaca bismillah, hamdallah, sholawat serta salam.
Adapun silsilah Syekh ‘Abdul Qodir Al-Jailani adalah sebagai berikut :
Syekh ‘Abdul Qodir Al-Jailani Al-Hasan Husain bin Imam assayid Abi sholih Musa Janki Dawsta, bin Imam Sayid Abdullah, bin Imam Sayid Yahya Zahid, bin Imam Sayid Muhammad, bin Imam Sayid Dawud, bin Imam Sayid Musa, bin Imam Sayid Abdullah, bin Imam Sayid Abdullah, bin Imam Sayid Musa Al-jawni, bin Imam Sayid Abdullah Al-Muhdi, bin Imam Sayid Hasan Musana, bin Imam Hamam yaitu sayidina Hasan As-subtho, bin Sayid Amirul Mu’minin Abil Hasan Walhusain yaitu Sayidina ‘Ali  bin Abi Tholib R.A. Semoga keridhoan Allah SWT selalu menyertai mereka semua.
Adapun nasab Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dari jalur Ibu adalah sebagai berikut :
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, bin Sayidah Fatimah, binti Sayid Abdullah As-shoma’iyi Az-Zahid, bin Sayid Abi Jamaludin Muhammad, bin Sayid Abu ‘Atho Abdullah, bin Sayid Kamaludin ‘Isa, bin Sayid Imam Abi ‘Alaudin Muhammad Al-Jawad, bin Sayid Imam ‘Ali Ar-Ridho, bin Sayid Imam Musa Al-Kadzim, bin Imam Ja’far Shodiq, bin Imam Muhammad Baqir, bin Imam Zainal ‘Abidin Ali, bin Imam Hamam Husain Syahid Karbala, bin Sayidina Ali bin Abi Tholib RA.
Sesudah kita fahami bahwasanya “Ilmu” itu merupakan Pengayom yang paling mulia, agung derajatnya, tinggi kedudukannya dan modal yang paling bermanfaat, maka dengan ilmu juga bisa mengantarkan (washilah) untuk bisa mentauhidkan Allah Ar-Robbul Alamin, dan membenarkan seluruh utusanNya. Maka jadilah para Ulama menjadi hamba Allah yang dikhususkan, yaitu orang-orang yang ditetapkan Allah untuk selalu memberikan pelajaran-pelajaran tentang agamaNya, orang-orang yang diberikan petunjuk dan dipilih oleh Allah SWT. Mereka (para Ulama) adalah pewaris dan menjadi pengganti para Nabi.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Maka kemudian Aku wariskan (turunkan) kitab terhadap orang-orang yang Aku pilih dari kalangan hamba-hambaKu, Sebagian dari mereka Dzolim terhadap sendirinya, sebagian lagi tidak mempunyai pendirian (yaitu orang-orang yang kebaikan dan keburukannya seimbang) dan sebagian lagi mereka yang selalu berlomba-lomba didalam kebaikan” QS.

Rasulullah Bersabda :
“Ulama adalah Pewaris Ilmu para Nabi”.

Dicintai oleh para ahli langit dan seluruh hewan didaratan dan lautan selalu memintakan maghfirih untuk mereka sampai hari kiamat.



Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya para Ulama adalah hamba-hambaKu yang takut kepadaKu”. QS.

Rasulullah SAW bersabda :
“Allah akan membangkitkan semua mahluk pada hari kiamat, kemudian Allah memisahkan golongan Ulama”. Kemudian Allah berkata kepada mereka : “Wahai para Ulama... Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan ilmuKu yang ada pada diri kalian kecuali karena ilmuKu yang ada pada kalian, maka Aku akan memberi Adzab siksa bagi siapa saja yang menyia-nyiakan ilmuKu yang ada pada kalian, maka bergegaslah kalian menuju syurga dan Aku memberikan MaghfirohKu kepada kalian”.
Segala puji bagi Allah Ar-Robbul Alamin di setiap waktu dan tempat, yaitu Dzat yang menciptakan beberapa Alam Derajat sebagai tempat  pelindung bagi orang-orang yang Ahli Ibadah. Dan menciptakan Alam Qurbah untuk orang-orang Ahli Ma’rifat.

 Dan sesungguhnya ada sebagian santri memintaku untuk mengumpulkan atau membuat sebuah tulisan (karangan) sebagai pelengkap bagi orang-orang yang sudah merasa cukup, maka kemudian aku membuat sebuah karangan untuk memenuhi permintaan mereka (sebagian santri) supaya bisa menjadi penjawab dan pengobat bagi bagi mereka dan yang lainnya. Aku menamakannya “Sirrul Asror” menerangkan tentang sesuatu yang dibutuhkan oleh orang-orang Ahli Kebaikan.
Sesungguhnya aku menjelaskan didalamnya tentang ilmu yang dicari pada umumnya, yaitu didalam Ilmu Syariat, Thoriqot dan Hakikat, dan aku menjadikannya dalam beberapa bagian, yaitu Mukodimah dan 24 fasal atau bab, sama dengan jumlah huruf yang ada di kalimat “Lailaha ilallah Muhammadurosulullah” dan jumlah jam dalam sehari semalam.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

-    Mukodimah (Menerangkan tentang Awal penciptaan mahluk)
-    Fasal 1 (Tentang kembalinya manusia ke tanah asalnya).
-    Fasal 2 (Tentang turunnya manusia ke dunia).
-    Fasal 3 (Tentang tempat-tempatnya Ruh didalam jasad).
-    Fasal 4 (Tentang beberapa Ilmu)
-    Fasal 5 (Tentang Taubat dan Talqin).
-    Fasal 6 (Tentang Ahli Tasawuf).
-    Fasal 7 (Tentang beberapa Dzikir).
-    Fasal 8 (Tentang Saratnya Dzikir).
-    Fasal 9 (Tentang Melihat Allah SWT).
-    Fasal 10 (Tentang Hijab Kegelapan dan Hijab Cahaya).
-    Fasal 11 (Tentang Kebahagiaan dan Celaka).
-    Fasal 12 (Tentang Orang-orang Fakir).
-    Fasal 13 (Tentang Toharoh Syari’at dan Thoriqot).
-    Fasal 14 (Tentang Beberapa Sholat Syari’at dan Sholat Thoriqot).
-    Fasal 15 (Tentang Thoharoh Ma’rifat Di Alam Tajrid).
-    Fasal 16 (Tentang Zakat Syri’at dan Zakat Thoriqot).
-    Fasal 17 (Tentang Puasa Syari’at dan Puasa Thoriqot).
-    Fasal 18 (Tentang Haji Syari’at dan Haji Thoriqot).
-    Fasal 19 (Tentang Kasmaran dan Kesucian).
-    Fasal 20 (Tentang Khalwat dan ‘Uzlah).
-    Fasal 21 (Tentang Beberapa Wiridan Khalwat).
-    Fasal 22 (Tentang Kejadian di waktu tidur dan bangun).
-    Fasal 23 (Tentang Ahli Tasawuf).
-    Fasal 24 (Tentang Penutupan).

Tidak ada pertolongan kecuali hanya oleh Allah dan kepadaNya aku kembali.

1 komentar:

  1. ASLMKUM .... USTD TERJEMAHAN YG FULL (dari fasal 1-fasal 24) ada ga ya?

    BalasHapus